Kamis, 27 Januari 2011

BAB I PTK Matematika CPS

BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang Masalah
Manusia membutuhkan pendidikan dalam hidupnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting di era globalisasi dan pasar bebas, karena itu visi pendidikan sekarang ini lebih ditentukan pada pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menuntut peningkatan mutu pendidikan agar sisiwa sebagai subjek pendidikan mampu dan pro aktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan, perubahan, dan pembaharuan pembelajaran dalam segala aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan yang meliputi kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, serta model dan metode pembelajaran.
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) mencantumkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sesuai kurikulum yang berlaku sekarang ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pendidikan diarahkan pada upaya memanusiakan manusia, atau membantu proses hominisasi dan humanisasi, maksudnya pelaksanaan proses pendidikan harus dapat membekali dan dapat mempersiapkan siswa dalam menghadapi berbagai perubahan. Maka dari itu pendidikan harus didasarkan pada pilar pendidikan yaitu belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be), belajar untuk hidup bersama (learning to live together). (Mulyana, E. 2002:5).
Tugas guru adalah sebagai pendidik dan pengajar. Tugas guru dalam area proses pembelajaran yaitu menciptakan situasi interaksi pergaulan sosial dengan merekayasa lingkungan yang kondusif bagi terjadinya perkembangan optimal peserta didik. Agar kegiatan pembelajaran yang kita lakukan berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa, maka perlu dilakukan suatu kegiatan pembelajaran yang merangsang belajar kreatif dan menyenangkan.
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sangat diperlukan peningkatan mutu pendidikan di sekolah melalui proses pembelajaran bermakna (meaningful instruction). Setiap proses pembelajaran tentu mengharapkan hasil yang optimal. Tingkat keberhasilan pencapaian kurikulum salah satunya tergantung pada guru sebagai ujung tombak pendidikan yang secara langsung berhadapan dengan siswa dalam proses pembelajaran. Di tingkat sekolah dasar seringkali didapati permasalahan mendasar yaitu materi target pembelajaran yang karena tuntutan kurikulum nasional maka muatan materi sangat padat. Anak dituntut untuk menguasai seluruh materi pelajaran yang diharuskan dapat diserap dalam waktu yang ditentukan, sehingga hasil belajar siswa kurang optimal.
Hasil pembelajaran matematika pada kompetensi dasar operasi hitung campuran sisiwa kelas IV semester 1 SD Negeri 3 Sumpiuh tahun pelajaran 2009 / 2010 menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Hal tersebut masih banyak siswa yang tingkat penguasaan materi di bawah KKM.
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan hasil belajar siswa maka penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Sebagai guru kelas di SD yang harus mengajar berbagai mata pelajaran, tentulah penulis banyak mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran. Dalam laporan ini penulis mencoba untuk berbagi pengalaman mengajar pada mata pelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3 Sumpiuh, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas.
Pada awal penulis mengajar matematika tentang operasi hitung campuran, hasil belajar siswa pada mata pelajaran ini masih rendah, nilai rata – rata siswa yang diperoleh baru mencapai 56,11. Dari 27 siswa yang mendapat nilai sama atau di atas kriteria ketuntasan minimal atau telah tuntas hanya 7 siswa (25%), sementara 20 siswa (75%) nilainya masih di bawah KKM atau belum tuntas. KKM yang penulis ambil untuk mata pelajaran matematika kelas IV adalah 70.
Dari hasil tes formatif pada pra siklus di akhir pembelajaran yang masih sangat jauh dari harapan tersebut, penulis mencoba menggali masalah – masalah yang menyebabkan pembelajaran kurang efektif. Penulis melakukan refleksi diri untuk dapat melakukan identifikasi masalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Pertanyaan tersebut antara lain :
Apakah siswa sudah siap mengikuti pembelajaran?
Bagaimana perhatian siswa ketika guru menjelaskan materi pelajaran?
Apakah siswa aktif dalam pembelajaran yang berlangsung?
Bagaimana respon siswa terhadap pertanyaan – pertanyaan yang disajikan guru?
Apakah siswa berani mengajukan pertanyaan dan pendapat?
Bagaimana sikap siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru?
Bagaimana hasil tes akhir siswa?
Berdasarkan pertanyaan – pertanyaan tersebut di atas, akhirnya penulis menemukan kekurangan atau masalah yang menjadi proses pembelajaran kurang efektif. Adapun jawabannya adalah sebagai berikut :
Kesiapan siswa dalam belajar masih kurang.
Masih banyak siswa yang bercakap – cakap dengan temannya dan ada yang melakukan aktivitas sendiri.
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
Belum semua siswa merespon pertanyaan guru.
Beberapa siswa tidak berani bertanya dan mengajukan pendapat.
Masih banyak siswa yang tidak teliti dalam menyelesaikan tugas dari guru.
Hasil tes akhir masih sangat rendah, belum sesuai harapan guru.
Dari hasil identifikasi masalah dan kekurangan yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika pada kompetensi dasar operasi hitung campuran di kelas IV semester 1 SD Negeri 3 Sumpiuh tersebut, diketahui bahwa proses pembelajaran yang penulis laksanakan belum berhasil efektif. Untuk mengetahui sebab – sebab ketidaktuntasan hasil belajar siswa tersebut, penulis mengadakan analisis masalah dengan melakukan refleksi yaitu dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan kepada diri sendiri dan menjawab pertanyaan berkenaan dengan pelaksanaan aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan guru. Pertanyaan – pertanyaan tersebut meliputi :
Apakah guru sudah memberikan apersepsi yang menarik?
Apakah guru sudah siap dengan bahan ajar?
Apakah guru memberi motivasi pada siswa?
Apakah guru sudah berperan sebagai fasilitator?
Apakah suasana belajar menyenangkan?
Apakah guru menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang bervariasi dan sesuai?
Apakah guru menggunakan media dan alat peraga yang memadai dan relevan?
Apakah guru memberikan penguatan di akhir pembelajaran?
Dari jawaban terhadap pertanyaan – pertanyaan refleksi tersebut, penulis menemukan hasil analisis berbagai kekurangan dan masalah yang menyebabkan proses pembelajaran kurang efektif. Proses pembelajaran kurang efektif karena :
Guru sudah memberikan apersepsi tetapi kurang mengena pada materi yang akan disampaikan.
Guru sudah siap dengan bahan ajar.
Guru kurang memotivasi siswa.
Peran guru sebagai fasilitator belum maksimal.
Suasana belajar masih terlihat kaku dan membosankan.
Metode dan strategi pendekatan pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi.
Guru sudah menggunakan media dan alat peraga, tetapi belum maksimal.
Guru sudah memberikan penguatan di akhir pembelajaran.
Berdasarkan jawaban – jawaban penulis di atas yang merupakan hasil analisis masalah maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran matematika di kelas IV semester 1 SD Negeri 3 Sumpiuh pada kompetensi dasar operasi hitung campuaran masih belum efektif. Hal ini penulis tekankan salah satu penyebabnya adalah penggunaan strategi pendekatan pembelajaran yang dipilih kurang relevan.

Rumusan masalah
Bertolak dari latar belakang masalah yang sudah diuaraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah untuk mata pelajaran matematika sebagai berikut :
” Bagaimana model pembelajaran ”creative problem solving” dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SD Negeri 3 Sumpiuh pada pembelajaran matematika materi pokok operasi hitung campuran? ”.

Tujuan Penelitian
Beberapa tujuan yang diharapkan dari hasil perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
Penggunaan model pembelajaran kreativitas pemecahan masalah untuk meningkatkan kemampuan memahami konsep matematika materi pokok operasi hitung campuran pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Sumpiuh.
Untuk meningkatkan prestasi belajar, minat, aktivitas, dan kerjasama siswa dalam pembelajaran matematika.
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pemantapan kemampuan profesional (PKP), program S1 PGSD.
Untuk melatih penulis menyusun karya ilmiah.

Manfaat penelitian
Perbaikan pembelajaran melalui PTK bermanfaat bagi guru,
manfaat bagi guru antara lain :
Membantu guru memperbaiki pembelajaran.
Membantu guru berkembang secara profesional.
Meningkatkan rasa percaya diri guru.
Menemukan alternatif metode dan model pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Bagi pembelajaran atau siswa, PTK bermanfaat untuk :
Meningkatkan proses atau hasil belajar siswa.
Menumbuhkan kebiasaan kerjasama dan berkomunikasi dengan teman sebaya dalam kelompok belajarnya.
Guru yang melaksanakan PTK menjadi model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajarnya.
Bagi sekolah PTK bermanfaat :
Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan atau kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.
Kondusifnya iklim pendidikan di sekolah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar