Kamis, 27 Januari 2011

BAB III PTK Matematika CPS

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subjek Penelitian
Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan penulis adalah Mata pelajaran Matematika yang dilaksanakan di SD Negeri 3 Sumpiuh, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas, yang terletak di jalan Grumbul Jatilarangan Sumpiuh.
SD Negeri 3 Sumpiuh didirikan pada tahun 1982. Jumlah siswa pada tahun pelajaran 2009 / 2010 adalah 228, yang terdiri dari 126 siswa laki – laki dan 102 siswa perempuan. Dari seluruh siswa tersebut SD Negeri 3 Sumpiuh mempunyai 6 rombongan belajar, yaitu kelas I sampai kelas VI yang masing – masing memiliki satu kelas kecuali kelas I dan II yang ruangannya masih bersatu sehingga harus bergantian. Sedangkan kelas yang penulis teliti adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa 27, terdiri dari 12 laki – laki dan 15 perempuan. SD Negeri 3 Sumpiuh memiliki 1 orang kepala sekolah, 6 orang guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru olah raga, 1 guru bahasa inggris, dan 1 orang penjaga sekolah.
Latar belakang pendidikan orang tua siswa sebagian besar tamatan SD, pekerjaan utamanya sebagian besar buruh tani dan pedagang. Bahasa yang digunakan siswa pada waktu di rumah dan dalam pergaulan di sekolah adalah bahasa jawa dan agama yang dianut adalah 99% agama islam. Dari latar belakang tersebut dapat dilihat bahwa kehidupan penduduk desa Sumpiuh masih dalam taraf pra sejahtera, sehingga dapat tergolong ekonomi lemah. Dengan demikian perhatian orang tua terhadap pendidikan terasa kurang maksimal, mereka sibuk mencari nafkah kadang harus keluar kota Sumpiuh. Namun, dengan keadaan yang demikian tidak mengurangi semangat putra – putrinya untuk bersekolah.


Deskripsi Per Siklus
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini merupakan pengembangan metode dan strategi pembelajaran yang dikemas dalam bentuk metode penelitian kelas (Class Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah – masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal – hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara lain: catatan guru, catatan siswa, wawancara, angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan siswa.
Prosedur penelitian terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, melakukan tindakan, observasi, dan refleksi. Refleksi dalam tiap siklus, dan akan berulang kembali pada siklus – siklus berikutnya. Prosedur pelaksanaan PTK tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Wardhani 2006:24):






`





Gambar 3.1 Tahap – tahap Dalam PTK
Sumber : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka Buku Materi Pokok IDIK 4420 PTK
Mengacu kepada pendapat pakar pendidikan tersebut, maka prosedur pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang diterapkan melalui Penelitian Tindakan Kelas dijalankan sesuai proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahapan tersebut. Pada tahapan tindakan (acting) dilaksanakan dua kali pertemuan pada setiap siklusnya. Untuk mengupayakan terjadinya keterkaitan antara kegiatan perbaikan pembelajaran dalam dua siklus, maka hasil refleksi pada siklus yang telah dilaksanakan akan digunakan sebagai acuan untuk merevisi rencana perbaikan pada siklus selanjutnya.
Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :



















Gambar 3.2 Proses Pengkajian Penelitian Tindakan Kelas
Sumber : Panduan Penulisan Laporan Perbaikan Pembelajaran PTK UPBJJ UT Purwokerto Tahun 2006
Setelah siklus tersebut berlangsung sebanyak dua kali dengan tiap siklus dilakukan dua kali pertemuan, mungkin perbaikan pembelajaran yang diinginkan sudah terjadi, dalam hal ini daur PTK dengan tujuan perbaikan pembelajaran yang direncanakan sudah berakhir. Namun biasanya akan muncul permasalahan baru. Ketika permasalahan yang baru muncul, maka akan dipecahkan melalui daur PTK, yang secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut ini:





















Gambar 3.3 Alur Penelitian Tindakan Kelas
Sumber : Panduan Penulisan Laporan Perbaikan Pembelajaran PTK
UPBJJ UT Purwokerto Tahun2006
Keterangan gambar:
Alur penelitian tindakan kelas secara ringkas mencakup langkah – langkah sebagai berikut: Pada saat peneliti belum melaksanakan penelitian tindakan kelas, penliti menetapkan ide awal sebagai upaya untuk mengidentifikasi masalah, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran menjadi bermutu. Kemudian peneliti mengadakan studi pendahuluan. Dari hasil tes diagnosik diperoleh data awal yang selanjutnya peneliti diskusikan dengan teman sejawat, maka ditetapkanlah tindakan siklus I. Dalam siklus I pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil perbaikan yang maksimal. Karena pada siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan maka dilanjutkan proses perbaikan pembelajaran denagn mengadakan revisi terhadap RPPP (Rencana Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran) siklus I dan menetapkan siklus II. Dalam siklus II tindakan juga dilakukan dalam dua kali pertemuan. Jika pada siklus II diperkirakan telah mencapai kriteria keberhasilan maka perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dianggap sudah selesai. Aspek yang diamati dalam setaip siklusnya adalah kegiatan siswa saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika kompetensi dasar operasi hitung campuran dengan penggunaan model CPS pemahaman siswa dengan alat pengumpul data yang sudah disebutkan di atas.
Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presensi, nilai tugas serta data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias siswa, partisipasi dan kerjasama dalam diskusi, kemampuan atau keberanian siswa dalam melaporkan haisl.
Instrumen yang dipakai berbentuk: soal tes, lembar kerja siswa (LKS), observasi, dan catatan lapangan. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang sudah dirumuskan.



Informasi Observer
Prosedur pelaksanaan PTK dilaksanakan dalam dua siklus perbaikan, dengan tiap siklus menggunakan dua kali tindakan.
Dalam pelaksanaan penelitian dibantu oleh:
Nama : Tusiah, SPd. SD
NIP : 19670821 199403 2 006
Pekerjaan: Guru Kelas
Unit Kerja: SD Negeri 3 Sumpiuh
Tugas : Mengobservasi Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Matematika Kelas IV
Data dan Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis data
Data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Kedua data tersebut berkaitan erat dengan masalah yang diteliti. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dari catatan dokumen yang berupa hasil nilai tes formatif dan nilai LKS dalam bentuk angka, sedangkan data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dan catatan lapangan.
b. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1.Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas serta partisipasi yang ditunjukkan siswa pada saat proses kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan serta berupa catatan lapangan.
2.Metode Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap siswa dengan cara bertanya secara langsung kepada siswa bagaimana pendapat mereka tentang penerapan model Creative Problem Solving (CPS) dalam pembelajaran matematika. Wawancara ini dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara yang telah disusun.
3.Metode Dokumentasi
Studi dokumen dilakukan dengancara mengumpulkan hasil tes yang telah diberikan.
4.Angket
Angket yang telah dipersiapkan dibagikan kepada semua siswa, kemudian diisi oleh siswa.
5.Tes
Soal tes yang telah dibuat diberikan kepada siswa kemudian diselesaikan secara individu.
c.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.Lembar Observasi
Berdasarkan aspek – aspek partisipasi yang telah dibahas sebelumnya, maka partisipasi siswa yang diukur dalam penelitian ini meliputi:
a.Mengajukan pertanyaan jika ada hal – hal yang belum jelas.
b.Menjawab pertanyaan – pertanyaan yang diajukan.
c.Mengerjakan tugas secaa tuntas.
d.Ikut serta dalam diskusi.
e.Mencatat materi pelajaran.
f.Mengerjakan soal di papan tulis.
g.Mengerjakan tes secara individu.
h.Menyimpulkan materi pelajaran di akhir pertemuan.
2.Pedoman Wawancara
Instrumen wawancara disusun untuk menanyakan dan mengetahui hal – hal yang tidak dapat atau kurang jelas diamati pada saat observasi. Selain itu juga untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tanya jawab tentang bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.
3.Dokumentasi
Instrumen dokumen digunakan untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai partisipasi siswa pada saat proses pembelajaran dan untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumen – dokumen tersebut berupa hasil tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan dan akhir siklus. Hasil tes berfungsi untuk menunjukkan seberapa besar daya serap dan pemahaman siswa terhadap bahan ajar yang disampaikan.
4.Angket
Angket digunakan untuk memperkuat data yang telah diperoleh berdasarkan lembar observasi dan hasil wawancara terutama mengenai respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model creative problem solving (CPS) dalam pembelajaran.
5.Tes Hasil belajar
Terdapat dua tes yang diberikan kepada siswa, yaitu:
a.Tes diberikan pada akhir pertemuan yang digunakan untuk menunjukkan seberapa besar daya serap dan pemahaman siswa terhadap bahan ajar yang disampaikan. Tes ini dikerjakan oleh siswa secara individu dan skor yang diperoleh akan ditambahkan sebagai skor keompok.
b.Tes diberikan pada akhir siklus yang digunakan untuk menunjukkan hasil belajar yang dicapai pada setiap siklus.Yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah menggunakan model creative problem solving (CPS) dalam pembelajaran.
d.Sumber Data
Adapun pihak – pihak yang dapat dimintai keterangan dalam pengumpulan data adalah:
Siswa
Siswa merupakan sumber utama dalam penelitian tindakan kelas.
Teman guru dan kepala sekolah
Teman guru dan kepala sekolah merupakan sumber yang dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data siswa di sekolah.
Orang tua siswa
Orang tua siswa merupakan sumber yang dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data siswa di rumah.
e. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi dalam proses pembelajaran, angket siswa pada akhir siklus, hasil wawancara yang dilaksanakan dengan siswa pada akhir siklus dan tes hasil belajar.
Analisis data observasi
Data observasi yang diperoleh dihitung kemudian dipresentase. Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana peningkatan yang dicapai dalam pembelajaran. Hasil analisis data observasi kemudian disajikan secara deskriptif.
Analisis data angket
Setiap butir pernyataan angket dikelompokkan sesuai dengan aspek yang diamati, kemudian dihitung jumlah skor pada setiap butir. Jumlah hasil skor yang diperoleh dipersentase dan dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil angket partisipasi siswa.
Analisis hasil wawancara
Hasil wawancara dengan siswa dianalisis secara kualitatif deskriptif untuk melengkapi dari hasil angket sehingga diperoleh data mengenai respon siswa terhadap pembelajaran secara lebih akurat.
Analisis hasil tes belajar
a. Hasil tes belajar siswa yang dilaksanakan pada akhir pertemuan ditambahkan pada skor kelompok. Nilai yang diperoleh merupakan nilai yang ditambahkan pada skor kelompok. Jika nilai yang diperoleh tinggi, maka nilai yang ditambahkan juga tinggi, dan jika nilai yang diperoleh rendah, maka nilai yang ditambahkan juga rendah.
b. Hasil tes belajar siswa pada akhir siklus juga dihitung nilai rata – ratanya. Hasil tes pada akhir siklus I dibandingkan dengan siklus II. Jika mengalami kenaikan maka diasumsikan model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran creative problem solving (CSP) dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Sesuai dengan gagasan yang ditentukan, maka penulis mengembangkan penelitian ini berupa prosedur kerja dalam penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:

Jadwal Pelaksanaan perbaikan Pembelajaran Matematika


NO SIKLUS SD / KELAS HARI / TANGGAL WAKTU
1 I SD N 3 Sumpiuh
Kelas IV Senin dan Kamis, 19 dan 20 Oktober 2009 09.00 – 10.10 WIB
2 II SD N 3 Sumpiuh
Kelas IV Senin dan Kamis, 26 dan 29 Oktober 2009 07.00 – 08.10 WIB

Siklus I
A. Perencanaan
Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
Merencanakan Pelaksanaan Pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Menetapkan Standar Kompetensi Dasar sebagai berikut:
a. Standar Kompetensi
Bilangan
1. Memahami dan Menggunakan Sifat – sifat Operasi Hitung Bilangan dalam pemecahan masalah.
b. Kompetensi Dasar
Melakukan Operasi Hitung Campuran
c. Indikator
Menentukan aturan operasi hitung campuran dan menggunakannya dalam memecahkan masalah.
d. Waktu
Senin dan Kamis, 19 dan 20 Oktober 2009
Memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar.
Menentukan skenario pembelajaran dengan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).
Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.
Menyusun lembar kerja siswa.
Mengembangkan format evaluasi.
Mengembangkan format observasi pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran.
a. Tujuan Umum
Siswa mampu memahami aturan langkah penyelesaian pemecahan masalah operasi hitung campuran.
b. Tujuan Khusus
Melalui kegiatan CPS dan diskusi siswa dapat :
1. Mengidentifikasi Operasi hitung campuran.
Menjelaskan cara atau langkah – langkah pemecahan masalah operasi hitung campuran.
Melakukan pemecahan masalah operasi hitung campuran.

c. Tujuan Perbaikan Pembelajaran.
Meningkatkan pemahaman siswa tentang sifat-sifat operasi hitung campuran.
Meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran tentang sifat-sifat operasi hitung campuran.
Meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung campuran.
B. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
a. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh konsentrasi. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa: 1. Siapa yang pernah berbagi roti dengan orang lain?
2. Siapa yang suka menabung uang?
3. Induk ayam bertelur 20 butir, yang menetas hanya 11. Berapakah jumlah telur ayam yang tidak menetas?
b. Kegiatan Inti (50 menit)
Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran. Guru menjelaskan dengan metode tanya jawab kepada siswa tentang langkah pengerjaan operasi hitung campuran, siswa menjawab setiap pertanyaan guru yang berkaitan dengan operasi hitung campuran. Guru memberi pujian dengan mengacungkan jempol setiap kali siswa menjawab dengan benar. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota 4 – 5 orang anak. Guru membagikan LKS sebagai bahan diskusi bagi siswa. Dengan berdiskusi kelompok, Siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan operasi hitung campuran. Masing – masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Guru menggaris bawahi jawaban siswa yang benar dan melakukan koreksi terhadap hasil diskusi yang belum tepat.
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
Guru memberiakan tes formatif kepada siswa. Mengoreksi dan Menganalisis jawaban siswa. Di akhir pembelajaran guru memberi penghargaan pada kelompok dengan kinerja terbaik dan juga kepada seluruh kelas atas usaha mereka memecahkan masalah dalam pembelajaran.
Pertemuan Kedua
Kegiatan pendahuluan (5 menit)
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh konsentrasi. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa:
1. Bapak Andi memanen rambutan berjumlah 135, yang busuk 10 biji, dimakan oleh adik 5. sesampai dirumah rambutan tersebut dibagikan kepada 4 tetangganya. Berapakah yang diterima setiap tetangga pak Andi?
2. Wati mempunyai karet gelang 29, diminta adik 5. Berapa sekarang gelang yang dimiliki Wati?
Kegiatan inti (50 menit)
Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran. Guru menjelaskan dengan metode tanya jawab kepada siswa tentang langkah pengerjaan operasi hitung campuran, siswa menjawab setiap pertanyaan guru yang berkaitan dengan operasi hitung campuran. Guru memberi pujian dengan mengacungkan jempol setiap kali siswa menjawab dengan benar. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota 4 – 5 orang anak. Guru membagikan LKS sebagai bahan diskusi bagi siswa. Dengan berdiskusi kelompok, Siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan operasi hitung campuran. Masing – masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Guru menggaris bawahi jawaban siswa yang benar dan melakukan koreksi terhadap hasil diskusi yang belum tepat.


Kegiatan penutup (15 menit)
Guru memberiakan tes formatif kepada siswa. Mengoreksi dan Menganalisis jawaban siswa. Di akhir pembelajaran guru memberi penghargaan pada kelompok dengan kinerja terbaik dan juga kepada seluruh kelas atas usaha mereka memecahkan masalah dalam pembelajaran.

Sikus II
Perencanaan
1. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi, dan penetapan alternatif pemecahan masalah. Adapun beberapa masalah yang muncul pada siklus I adalah:
a. Sebanyak 37 % siswa belum mampu untuk menyerap materi pelajaran dengan baik melalui kegiatan diskusi dan tanya jawab terhadap materi yang disajikan.
b. Ada 10 siswa dari 27 siswa yang belum tuntas belajar.
c. Tingkat psrtisipasi anak dalam kegiatan pembelajaran belum maksimal.
2. Menetapkan indikator pencapaian hasil belajar.
3. Pengembangan program tindakan silklus II dengan merevisi RPPP siklus pertama.
Pelaksanaan program tindakan pertama pada siklus II mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain meliputi:
a. Standar Kompetensi
Bilangan
1. Memahami dan Menggunakan Sifat – sifat Operasi Hitung Bilangan dalam pemecahan masalah.
b. Kompetensi Dasar
Melakukan Operasi Hitung Campuran
c. Indikator : Menentukan aturan operasi hitung campuran dan menggunakannya dalam memecahkan masalah.
d. Waktu
Senin dan Kamis, 26 dan 29 Oktober 2009
4. Memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar.
5. Menentukan skenario pembelajaran dengan model pembelajaran CPS.
6. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.
7. Menyusun lembar kerja siswa.
8. Mengembangkan format evaluasi.
9. Mengembangkan format observasi pembelajaran.
10. Tujuan pembelajaran
a. Tujuan Umum
Siswa mampu memahami aturan langkah penyelesaian pemecahan masalah operasi hitung campuran.
b. Tujuan Khusus
Melalui kegiatan CPS dan diskusi siswa dapat :
Mengidentifikasi Operasi hitung campuran.
Menjelaskan cara atau langkah – langkah pemecahan masalah operasi hitung campuran.
Melakukan pemecahan masalah operasi hitung campuran.
c. Tujuan perbaikan pembelajaran
Meningkatkan pemahaman siswa tentang sifat-sifat operasi hitung campuran.
Meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran tentang sifat-sifat operasi hitung campuran.
Meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung campuran.
B. Langkah – langkah kegiatan pembelajaran
Pertemuan pertama
Kegiatan pendahuluan (5 menit)
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh konsentrasi. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa:
Kegiatan Inti (50 menit)
Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran. Guru menjelaskan dengan metode tanya jawab kepada siswa tentang langkah pengerjaan operasi hitung campuran, siswa menjawab setiap pertanyaan guru yang berkaitan dengan operasi hitung campuran. Guru memberi pujian dengan mengacungkan jempol setiap kali siswa menjawab dengan benar. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota 4 – 5 orang anak. Guru membagikan LKS sebagai bahan diskusi bagi siswa. Dengan berdiskusi kelompok, Siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan operasi hitung campuran. Masing – masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Guru menggaris bawahi jawaban siswa yang benar dan melakukan koreksi terhadap hasil diskusi yang belum tepat.
Kegiatan Penutup (15 menit)
Guru memberiakan tes formatif kepada siswa. Mengoreksi dan Menganalisis jawaban siswa. Di akhir pembelajaran guru memberi penghargaan pada kelompok dengan kinerja terbaik dan juga kepada seluruh kelas atas usaha mereka memecahkan masalah dalam pembelajaran.
Pertemuan kedua
Kegiatan Awal ( 5 menit)
Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh konsentrasi. Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa.

Kegiatan Inti (50 menit)
Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran. Guru menjelaskan dengan metode tanya jawab kepada siswa tentang langkah pengerjaan operasi hitung campuran, siswa menjawab setiap pertanyaan guru yang berkaitan dengan operasi hitung campuran. Guru memberi pujian dengan mengacungkan jempol setiap kali siswa menjawab dengan benar. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota 4 – 5 orang anak. Guru membagikan LKS sebagai bahan diskusi bagi siswa. Dengan berdiskusi kelompok, Siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan operasi hitung campuran. Masing – masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi. Guru menggaris bawahi jawaban siswa yang benar dan melakukan koreksi terhadap hasil diskusi yang belum tepat.
Kegiatan Penutup (15 menit)
Guru memberiakan tes formatif kepada siswa. Mengoreksi dan Menganalisis jawaban siswa. Di akhir pembelajaran guru memberi penghargaan pada kelompok dengan kinerja terbaik dan juga kepada seluruh kelas atas usaha mereka memecahkan masalah dalam pembelajaran.

C. Pengamatan (Observasi)
1. Observer melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal – hal yang diperlikan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan pada siklus II berlangsung.
2. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.

D. Refleksi
1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul.
2. Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II.
3. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap tindakan pada siklus II dari data yang terkumpul, baik dari hasil formatif siswa, lembar kerja siswa, maupun catatan perilaku siswa yang relevan dengan pembelajaran diperoleh data peningkatan yang cukup signifikan. Dari 27 siswa hanya tinggal 5 siswa yang belum tuntas belajar, dengan kriteria ketuntasan minimal penguasaan materi 70%. Dengan demikian pelaksanaan perbaikan pada siklus II dinyatakan telah tuntas karena secara klasikal telah memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu lebih dari 81 % siswa telah mencapai penguasaan materi minimal 70 %.
Kriteria keberhasilan penelitian ini dari sisi proses dan hasil adalah dengan berhasilnya siswa dalam menyelesaikan masalah – masalah yang diberikan guru tentang operasi hitung campuran dengan kegiatan diskusi dan tanya jawab dengan sumber belajar yang telah difasilitasi oleh guru, serta nilai tes formatif siswa pada siklus II meningkat.
Kegiatan pembelajaran dengan model creative problem solving (CPS) lebih menyenangkan, meningkatkan minat atau motivasi siswa, aktivitas, kerjasama, partisipasi dan prestasi belajar siswa semakin meningkat karena siswa dihadapkan langsung dalam proses pemecahan masalah.
Hal ini dapat diketahui melalui hasil pengamatan yang direkam dalam catatan observer dan jurnal harian, serta melalui wawancara tentang sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan model creative problem solving (CPS). Jumlah siswa yang tuntas belajar sampai siklus II menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan, dari 27 sisawa hanya 5 siswa yang belum tuntas belajar, maka tindakan tersebut diasumsikan sudah berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar